Afrika di Mata Dunia [dehaan]

Afrika di Mata Dunia

PinkKorset.com, Jakarta – Kemiskinan dan kesenjangan sosial yang meluas membuat Benua Hitam ini kerap mengalami salah kaprah (misconception). Apa yang dipikirkan orang tentang Afrika?

Dunia seringkali memikirkan hal yang berbeda tentang Afrika. Ketidaktahuan adalah faktor terbesarnya. Namun seringkali mereka juga memang mengambil sikap tak acuh terhadap benua tersebut.

Ini seperti dituliskan oleh Christine Vrey, seorang penulis dari Namibia, Afrika. Vrey telah berkunjung ke sejumlah negara di benua itu. Ia juga suka meriset negara-negara yang belum ia kunjungi.

“Saya merasa terganggu dengan sikap tak acuh sejumlah orang mengenai Afrika. Saya ingin menceritakan kepada dunia mengenai Afrika,” tulisnya. Ia juga menyalahkan media.

Menurut Vrey, media hanya menunjukkan bencana Afrika. Gurun luas yang kering kerontang, orang-orang kelaparan, dan hewan dimana-mana. Ia menyalahkan media atas kesalahpahaman (misconception) tersebut.

Berikut 10 kesalahpahaman dan salah kaprah yang paling sering ia jumpai.

Afrika adalah sebuah negara. Setelah Asia, Afrika adalah benua terbesar dan terpadat kedua di dunia. Benua ini memiliki sekitar satu miliar penduduk dan 61 negara. Afrika adalah benua, bukan negara!

Afrika hanyalah gurun. Memang ada gurun besar seperti Sahara di bagian utara dan Namib di barat daya. Namun juga banyak hutan hujan di bagian tengah. Pegunungan tinggi seperti Kilimanjaro di Tanzania. Area sabana meliputi sebagian besar Afrika. Jadi, benua ini bukan hanya gurun.

Orang Afrika tinggal di gubuk. Sekali lagi, media menjebak Anda. Coba googling ibukota salah satu negara Afrika, mana saja. Anda akan melihat gedung-gedung ala Barat. Meski memang benar, masih ada suku-suku yang lebih memilih tinggal di desa tradisional dan di dalam gubuk.

Makanannya aneh. Tidak semuanya. Afrika juga punya franchise-franchise barat yang mendunia seperti KFC dan McDonald’s. Pizza, burger, pasta dan makanan lain yang Anda pikirkan bukan hal aneh di Afrika. Bagaimanapun, setiap bangsa pasti akan tetap menikmati makanan tradisional mereka.

Kerajaan fauna. Vrey berulangkali ditanya, apakah ia memelihara singa atau beruang. Padahal di Afrika, mereka juga membatasi habitat hewan dengan tempat tinggal manusia. Bahkan, mendirikan pagar agar tetap aman. Sebagaimana kita, tak ada singa yang berkeliaran seenaknya di jalanan mereka.

Buta teknologi. Vrey dan banyak orang Afrika lainnya menertawakan hal ini. Menurut Vrey, banyak yang terkejut saat tahu ia memiliki laptop. Bahkan ada yang mengira, komputernya ditenagai uap! Afrika pada dasarnya memiliki apa yang seluruh dunia miliki. Termasuk internet, meski aksesnya belum meluas.

Bahasa Afrika hanya satu. Sungguh konyol jika Anda menganggapnya demikian. Di Namibia saja, Vrey berkat ada 20 bahasa nasional seperti Bahasa Jerman, Inggris, Portugis dan bahasa tradisional seperti Himba, Nama, San, dan banyak lagi. Meski serumpun, bahasa-bahasa tradisional itu tak sama.

Siapa bilang tak ada hotel? Coba periksa di situs seperti agoda.com. Anda akan melihat puluhan nama hotel di sejumlah kota besar Afrika Selatan seperti Cape Town, Johannesberg, Port Elizabeth, dan lainnya. Mungkin memang tak semewah Dubai, tapi ada ratusan hotel di Afrika.

Toilet memprihatinkan. Harus diakui, setiap negara punya standar toiletnya masing-masing. Namun bukan berarti tak ada toilet di Afrika. Seperti WC jongkok di toilet negara-negara Asia Tenggara hingga di Amerika yang selalu penuh air lengkap dengan penampungnya di bagian belakang. Orang Afrika memiliki semuanya, meski mereka harus menghemat air. Tapi jangan khawatir, Anda tak bakal buang air di balik semak-semak saat ke Afrika.

Berkulit hitam. Jangan beranggapan benua ini tak pernah tersentuh manusia dari belahan bumi lainnya. Ratusan tahun lalu, bangsa Eropa ramai-ramai ke Afrika. Demikian pula bangsa lainnya seperti India, Tiongkok dan Melayu. Afrika bukanlah suku. Tak percaya? Aktris Charlize Theron berkebangsaan Afrika Selatan, ia salah satu contoh hidupnya.