Hening Kelam Si ‘Setan Jawa’

PinkKorset.com, Jakarta – Dalam kebisuan, Setan Jawa mampu menciptakan suara yang penuh kekuatan.

Meski film bisu hitam putih, karya Garin Nugroho ini tetap mencekam. Selain teknik sinematografi yang kuat, pemutaran Setan Jawa diiringi orkestra gamelan secara langsung yang menambah unsur seram.

Dengan 20 pengrawit atau pemusik gamelan, aransemennya digarap Rahayu Supanggah. Sebanyak tiga musik daerah dipadukan dalam aransemen tersebut.

“Di sini ada musik Bali, Jawa Tengah dan Jawa Timur,” tutur Garin Nugroho usai review film Setan Jawa di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Garin menuturkan, musik Bali berfungsi menguatkan ekspresi dan mistis, sedangkan musik dari Jawa tengah dan Jawa Timur menunjukan sisi sensualitas.

Bercerita tentang kisah cinta dan tragedi kemanusiaan dengan latar waktu awal abad ke-20. Cerita bermula dari Setio, pemuda dari desa miskin yang jatuh cinta terhadap puteri bangsawan Jawa bernama Asih.

Lamaran Setio ditolak ibunda Asih, membuatnya melakukan pesugihan kandang bubrah. Setelah kaya, Setio akhirnya menikahi Asih  dan hidup bahagia dalam rumah Jawa yang mewah.

Sayangnya, kebahagiaan mereka tak bertahan lama. Asih yang mengetahui suaminya menjalani pesugihan kemudian menemui setan pesugihan untuk meminta pengampunan.

Pasalnya, pelaku pesugihan kandang bubrah akan menjadi tiang penyangga rumah usai kematiannya.

Film ini telah ditayangkan pada 3-4 September 2016 di Gedung Teater Jakarta dan akan diputar pada world premier di Opening Night of Asia Pacific Triennial of Performing Arts, Melbourne pada Februari 2017 dengan aransemen musik yang berbeda.