PinkKorset.com, Jakarta – Strategi bisnis Quiznos Indonesia menyasar investasi jangka panjang dengan nilai lebih dari Rp20 miliar.
Konsumen di Indonesia semakin terbuka dengan kuliner mancanegara. Begitu pula roti lapis gaya Amerika, Sub Sandwich dengan merek Quiznos Sub yang hadir di Indonesia sejak tahun lalu.
Merek restoran roti lapis ini dihadirkan oleh PT Quiznosindo sebagai master franchise Quiznos Sub di Indonesia.
Manajer Operasional Quiznos Sub, Andre Susanto mengatakan, pasar di Indonesia lebih terbuka dengan makanan unik. Usaha kuliner ini menjadi peluang menggiurkan.
“Market sub sandwich belum ada saingannya sampai sekarang,” katanya kepada Pinkkorset di Jakarta, Jumat (22/1/2016).
Untuk menunjukkan keseriusan berbisnis, perusahaan yang masih kerabat dekat PT Dunkindo Lestari (Dunkin Donuts Indonesia) ini memilih investasi jangka panjang dengan mendirikan sebuah restoran Quiznos Sub di Rawamangun, Jakarta Timur.
Nilai investasi untuk sebuah restoran yang berdiri di atas lahan 1.000 m2 milik sendiri (tanpa sewa lahan) menelan dana puluhan miliar rupiah. “Investasi kami senilai 1,5 juta US Dollar (lebih dari 20 miliar) termasuk bangunan, mesin, dan lainnya. Tapi tidak termasuk biaya beli tanah,” katanya lagi.
Sentuhan investasi jangka panjang dapat dilihat pada beberapa aspek. Misalnya saja lahan parkir didesain dengan lantai batu alam yang tahan lama dan memakan biaya Rp1 miliar.
Sementara penghematan lainnya yakni pemasangan kaca tahan cuaca (tempered glass) pada dinding. Selain mempercantik ruangan, dinding kaca ini tidak rakus biaya perawatan.
“Ini lebih hemat ketimbang membuat tembok yang harus dicat tiap bulan. Bisa menghabiskan 30 juta,” ujarnya.
Selain itu, restoran ini menjadi outlet Quiznos Sub terbesar di dunia. Sementara Quiznos Sub di luar negeri hanya berkonsep Grab and Go.
Quiznos Sub merupakan jaringan restoran sub sandwich premium asal Amerika dan didirikan sejak 1981. Hingga kini lebih dari 2.500 gerai hadir di lebih dari 30 negara. Sedangkan Quiznos Sub masuk di Indonesia sejak 28 Agustus 2015.
