Tindakan Tepat Saat Serangan Jantung [medpmr]

Tindakan Tepat Saat Serangan Jantung

PinkKorset.com, Jakarta – Serangan jantung membutuhkan tindakan segera karena mengancam nyawa.

Spesialis Jantung Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Dr. dr. Ismoyo Sunu, SpJP(K), FIHA, FasCC mengatakan, serangan jantung memerlukan tindakan segera. Pasalnya kondisi ini semakin sulit diobati dan bahkan tanpa ampun merenggut nyawa korban bila melewati 12 jam.

“Sebanyak 50% serangan jantung meninggal di tempat,” ujarnya saat acara Power Your Life, Hari Jantung Sedunia Kemenkes RI di Jakarta, baru-baru ini.

Bila serangan jantung terjadi sebaiknya segera dibawa ke instalasi gawat darurat di rumah sakit terdekat. Selama dalam perjalanan, pasien serangan jantung tidak disarankan melakukan aktivitas, termasuk makan dan minum, gerakan mendadak, berbicara banyak serta mengejan. Pada kondisi ini, jantung kekurangan oksigen. Sementara segala aktivitas menguras oksigen. Pasien juga tidak dibolehkan dipijat dan dikerik.

Selama perjalanan ke rumah sakit, posisi pasien harus dalam posisi setengah duduk dengan bantal tinggi (jangan telentang). Posisi ini untuk mencegah banjir darah di paru-paru. Sehingga darah sulit mencapai jantung dan tertahan di paru-paru.

Bila pasien terus mengeluh nyeri yang hebat dapat dibantu dengan konsumsi obat golongan nitrat (Isosorbid dinitrat, cedocard, nitral atau farsorbid). Pemberian aspirin juga diperbolehkan untuk membantu mengencerkan darah bila disebabkan pembekuan darah.

Serangan jantung tidak diperbolehkan batuk-batuk disengaja untuk meringankan gejala. “Itu mitos,” sambungnya. Respon batuk hanya disarankan oleh ahli jantung saat terlihat laju jantung melambat di monitor rekaman jantung.

Upaya membawa pasien segera ke rumah sakit untuk melakukan perekaman listrik jantung (EKG). Pengecekan ini bertujuan menilai tipe serangan jantung dan tindakan pengobatan.

Sementara itu, lebih dari 50% pasien serangan jantung mengalami henti jantung mendadak. Tindakan pertama yakni melakukan pertolongan bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru) dengan kompresi dada (kedalaman 5 cm) frekeunsi 100 kali kompresi per menit hingga pertolongan datang.