Dampak Buruk Berhenti Olahraga [huffingtonpost]

Dampak Buruk Berhenti Olahraga

PinkKorset.com – Menghentikan rutinitas olahraga menimbulkan berbagai penurunan kesehatan yang tidak Anda duga.

Jika Anda berhenti dari kebiasaan berolahraga selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan menyebabkan sindrom dekondisi (deconditioning syndrome) seperti dialami pasien yang terbaring lama di tempat tidur. Kondisi ini menimbulkan berbagai gangguan sistem kardiovaskular, sistem otot, tulang dan sendi (muskuloskeletal), keseimbangan nitrogen dan protein tubuh serta masalah regulasi suhu tubuh.

Kesehatan sistem kardiovaskular menurun sehingga kemampuan tubuh mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh (VO2 max) terhambat setelah berhenti olahraga satu hingga dua pekan. Daya kerja jantung juga melemah setelah tiga hingga empat pekan dan ditandai peningkatan denyut nadi empat hingga 15 ketukan. Anda pun mengalami penurunan volume darah 5% dalam waktu 24 jam dan meningkat mencapai 20% dalam dua pekan.

Ahli bedah ortopedi sekaligus kepala fakultas kedokteran olahraga UCLA, Brad Thomas, M.D., menjelaskan, orang yang berhenti olahraga setelah olahraga rutin bertahun-tahun maupun kurang dari enam bulan sama-sama menurunkan kesehatan kardiovaskular 40%.

“Tetapi performa VO2 max masih lebih tinggi ketimbang orang yang tidak pernah berolahraga,” katanya dilansir Livestrong.com.

Kelenturan otot dan tendon ikut menurun setelah berhenti berolahraga selama 3 hari. Otot dan sendi menjadi kaku seperti halnya Anda duduk lama selama perjalanan atau di bekerja di depan layar komputer. Padahal peregangan perlu dilakukan tiga kali sepekan.

Otot juga terkena imbasnya, ditandai kehilangan protein dan terbuang melalui urin. Efek ini mulai terjadi setelah berhenti olahraga selama 72 jam. Bahkan bila kondisi ini dibarkan dua hingga tiga pekan menyebabkan penurunan massa otot. Kemudian berlanjut pada kelemahan kekuatan fisik Anda, misalnya penurunan waktu kecepatan berlari.

Tidak hanya kehilangan kekuatan tetapi juga kebugaran. Terlebih pertambahan umur menurunkan hormon pertumbuhan manusia (HGH) dan peningkatan kortisol saat stres. Alhasil penuaan terjadi lebih cepat.

Tidak ada alasan malas berolahraga. Kendati tidak punya banyak waktu, Anda bisa melakukan aerobik intensitas tinggi selama 20 menit sebanyak dua kali sepekan untuk menjaga 80-90% detak jantung maksimum.