Empat Ikan Olahan Terbau di Dunia [yolife]

Empat Ikan Olahan Terbau di Dunia

PinkKorset.com, Jakarta – Ada empat jenis makanan olahan berbahan dasar ikan ini terkenal dengan aroma busuk. Untungnya semua ini bukan makanan Indonesia.

Bila Anda mengira ikan asin tergolong ikan olahan paling bau berarti Anda keliru. Beberapa negara di dunia ternyata memiliki makanan olahan berbahan dasar ikan dengan aroma paling tidak sedap. Apa saja?

Surströmming

WEB-Surstromming

Makanan tradisional penduduk Swedia Utara ini merupakan ikan herring mentah dari Laut Baltik yang difermentasikan menggunakan garam di dalam tong kayu selama dua bulan dan dikemas dalam kaleng hingga setahun lebih. Sebagian orang menggambarkan aroma ikan ini dengan paduan telur busuk, cuka dan mentega tengik. Saking baunya, ikan ini sering disantap di udara terbuka bersama pesta barbeque.

Surströmming biasanya disantap dengan roti tipis ala Swedia (tunnbröd), bawang bombai iris, daun dill, kentang (mandelpotatis) dan krim asam (gräddfil). Kemudian disediakan susu segar dingin untuk menetralkan rasa asin yang kuat.

Di daerah asalnya, makanan ini terkenal sejak abad ke-16. Beberapa merek  Surströmming kaleng yang terkenal yakni Röda Ulven, Oskars and Kallax. Merek-merek tersebut sudah ada sejak 1940-an. Distribusi produk ini tidak mudah karena beberapa maskapai penerbangan melarang membawanya.

Kusaya

WEB-kusaya

Kusaya mirip dengan Surströmming. Hanya saja makanan asal Jepang ini menggunakan ikan  mackarel scad (Decapterus macarellus) atau ikan torani mentah yang difermentasikan dalam larutan garam rendaman ikan (kusaya eki) selama 8-24 jam dan dijemur selama 1-2 hari.

Makanan ini berasal dari Pulau Izu, Niijima, Jepang pada zaman Edo. Kusaya muncul ketika pemerintah saat itu membebani pajak tinggi dan rakyat hanya mampu membayarnya dengan garam. Alhasil mereka menghemat penggunaan garam untuk mengawetkan ikan dan menggunakan kusaya eki berulang kali. Air rendaman ikan ini mengandung banyak asam organik seperti asam asetat, asam propionat dan asam asetat.

Hongeohoe

WEB-hongeohoe

Ada pula ikan olahan yang tidak kalah bau. Makanan tradisional asal Provinsi Jeolla, Korea Selatan, Hongeohoe atau hongeo, memiliki aroma amonia yang kuat seperti bau pesing.

Aroma amonia berasal dari asam urat yang keluar seara alami dari ikan-ikan bertulang rawan, seperti ikan pari. Asam urat ini berguna mengawetkan ikan kendati tanpa menggunakan garam. Pengawet alami ini ditemukan nelayan Korea sejak abad ke-14 pada dinasti Goryeo. Penemuan ini memudahkan mereka membawa ikan melalui perjalanan jauh tanpa busuk.

Hongeohoe biasanya disajikan dalam potongan kecil dan dimakan seperti sashimi bersama sajian babi (bossam), kimchi dan minuman alkohol Korea (makgeolli).

Hákarl

WEB-hakarl

Seperti Hongeohoe, Hákarl juga tergolong hidangan olahan ikan yang diawetkan dengan asam urat alami. Bedanya sajian tradisional Islandia ini menggunakan daging ikan hiu Greenland (Somniosus microcephalus) yang difermentasikan dengan cara digantung selama 4-5 bulan.

Ada dua jenis Hákarl yakni daging hiu bagian perut (glerhákarl) berwarna kemerahan dan kenyal serta daging bagian tubuh (skyrhákarl) berwarna putih yang lunak. Makanan ini disajikan dalam potongan dadu sekali makan dan dilengkapi dengan minuman alkohol setempat, akvavit serta brennivin.