Mengenal Tenun Tanimbar Khas Maluku [PinkKorset]

Mengenal Tenun Tanimbar Khas Maluku

PinkKorset.com, Jakarta – Wilayah Tanimbar di Maluku menyimpan tenun khas dan sarat filosofi.

Kain tenun ikat tiap daerah memiliki desain motif dan makna berbeda-beda. Begitu pula kain tenun tanimbar milik masyarakat di Tanimbar, Kabupaten  Maluku Tenggara Barat. Mereka menggunakan tenun tanimbar untuk pakaian sehari-hari maupun kepentingan adat.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Maluku Tenggara Barat Elisabeth Werembinan mengatakan, tenun ikat tanimbar erat dengan adat istiadat, kepercayaan, kebudayaan dan kebiasaan masyarakat setempat.

“Tenun ini juga digunakan sebagai barang adat yang diberikan kepada orang lain sebagai hubungan sosial, restu, perlindungan dan penghargaan terhadap orang yang menerima,” ucapnya kepada PinkKorset.com di Jakarta beberapa waktu lalu.

Tenun tanimbar memiliki beberapa motif, misalnya saja motif Bunga Anggrek yang melambangkan kecantikan, keagungan dan keuletan serta terinspirasi dari anggrek hutan yang tumbuh liar.

Ada pula motif Tunis dengan ciri khas bentuk anak panah tunggal maupun kembar. Motif ini terinspirasi dari mata tombak yang digunakan masyarakat untuk berburu di hutan. Filosofi motif ini yakni kehati-hatian dan selalu siap siaga menghadapi ancaman.

“Tenun tanimbar Tunis pernah dipakai Presiden Joko Widodo. Sejak saat itu, tenun tanimbar menjadi populer,” katanya.

Kemudian motif Sair berbentuk seperti bendera yang melambangkan kemenangan. Hal ini menggambarkan masyarakat Tanimbar selalu bersemangat menemuki kehidupan.

Motif tanimbar juga dipengaruhi hasil alam dan sebagian mata pencaharian masyarakatnya. Motif Matantur atau tulang ikan dengan kain dominan biru yang merepresentasikan sumber daya laut yang indah dan berlimpah. Sementara motif Wulan Lihir atau Wulan Sindrak terinspirasi dari peristiwa bulan sabit. Biasanya masyarakat tanimbar menjadikannya sebagai suatu kesempatan mencari hasil laut.

Perempuan di Tanimbar pun dijunjung tinggi dan diwujudkan pada motif Eman Matan Lihir. Motif ini menggambarkan peranan perempuan dalam menyediakan sandang, pangan dan papan untuk kebutuhan keluarga.

Selain itu, ada motif Ulerati yang paling sulit dibuat ketimbang motif tenun tanimbar lainnya. Motif ini berupa bentuk seperti ulat-ulat kecil menyerupai garis panjang. Motif ini mengandung filosofi kecintaan masyarakat Tanimbar terhadap lingkungan dan apresiasi terhadap metamorfosa ulat sebagai bagian dari proses alami kehidupan.

“Membuat tenun ini tidak melalui rancang sketsa, tetapi sudah tergambar dalam pikiran. Bahkan setiap motif tanimbar diwariskan hanya melalui lisan,” pungkasnya.