Paris Jackson: Ayahku Dibunuh! [RepublicWorld]

Paris Jackson: Ayahku Dibunuh!

PinkKorset.com – Putri the King of Pop Michael Jackson, Paris, yakin kematian ayahnya bukan karena ketidaksengajaan sebagaimana yang dituduhkan pada dokter pribadinya saat itu.

Paris yakin, hal sama bisa menimpa nama tenar lainnya seperti Justin Bieber. Dalam wawancara yang langka kepada majalah Rolling Stones, Paris membuka diri mengenai kehilangan ayahnya, berbagi karya Michael untuk dunia, serta perjuangan pribadinya dalam kesehatan mental.

Gadis berusia 18 tahun ini yakin ayahnya dibunuh. Sudah jelas, katanya. Semua panah mengarah ke hal itu. “Terdengar seperti teori konspiras dan tak masuk akal, tapi fans sejati dan keluarga tahu. Itu (kematiannya) disengaja,” kata Paris.

Menurut Paris, seperti yang sering diungkapkan oleh Michael semasa hidupnya, sang ayah mencurigai orang-orang di sekelilingnya. Seringkali, Michael memberi petunjuk bahwa ada orang yang mengincarnya.

“Pada satu titik ia seperti merasa, ‘Mereka akan membunuhku suatu hari nanti’,” lanjut Paris. Ia berkata, banyak orang yang menginginkan kematian ayahnya tapi ia belum siap membuat tudingan itu.

Namun Paris juga menyalahkan dokter pribadi Michael, Conrad Murray, karena membuat the King of Pop kecanduan propofol. Obat berupa cairan infus ini biasanya digunakan sebagai anestesi saat proses bedah. Michael menggunakannya untuk obat tidur.

Michael Jackson meninggal karena keracunan propofil dan benzodiazepine akut. Conrad kemudian didakwa bersalah karena kelalaian yang menyebabkan kematian (manslaughter) pada 2011 dan menghabiskan dua tahun di penjara.

Paris kini mengkhawatirkan Justin Bieber yang memiliki karir seperti ayahnya. Saat menyaksikan salah satu konser tur ‘Purpose’, Paris melihat Bieber terlihat lelah meski memberi performa yang baik di atas panggung. “Saya teringat ayah yang selalu lelah, tapi tak bisa tidur.”

Ingatan itu dipicu oleh tulisan di tiket Bieber yang mencantumkan logo promotor AEG Live. Promotor konser yang sama berada di balik rencana konser terakhir Michael Jackson, ‘This Is It’, yang sayangnya tak sempat terlaksana.

“AEG tidak memperlakukan mereka dengaan benar. AEG menguras tenaga mereka dan terus mempekerjakan hingga meninggal,” imbuh Paris. Keluarga Jackson kalah dalam tuntutan pengadilan terhadap AEG pada 2013.