PinkKorset.com, Jakarta – Prediabetes menjadi fase kritis menuju diabetes yang berdampak munculnya beragam komplikasi dan mahalnya biaya pengobatan.
Anda perlu waspada bila mengalami prediabetes. Pasalnya kondisi ini pencetus diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Penyakit ini menjadi masalah global, termasuk di Indonesia.
Bila Anda telah mengalami diabetes maka kondisi kesehatan tidak akan kembali seperti semula. Beragam penyakit komplikasi mulai menyerang Anda, seperti katarak, kebutaan, stroke, gagal ginjal, impoten, neuropati, penyakit pembuluh darah kaki dan lainnya.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menemukan, prevalensi DMT2 di daerah perkotaan di Indonesia 5,7%, sedangkan prevalensi prediabetes hampir dua kali lipat (10,2%). Hal ini menunjukkan penduduk Indonesia yang mengalami DMT2 akan meningkat dua kali lipat dalam waktu dekat.
Kepala Subdirektorat Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolisme, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH mengatakan, banyak orang tidak mengetahui dirinya mengalami prediabetes. Padahal faktor risiko prediabetes ini dapat dimodifikasi.
“Untuk itu perlu deteksi dini periksa gula darah. Bila tergolong prediabetes maka perlu modifikasi gaya hidup,” ucapnya saat acara Nutrifood edukasi 100 dokter umum puskesmas DKI Jakarta di Jakarta (4/5/2017).
Anda memasuki fase prediabetes bila pengecekan kadar glukosa darah puasa 100-125 mg/dl maupun kadar glukosa darah 2 jam post prandial 140-199 mg/dl.
Ketua Persatuan Diabetes Indonesia Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE menjelaskan, dalam jangka waktu 3-5 tahun, 25% prediabetes dapat berkembang menjadi DMT2, 50% tetap dalam kondisi prediabetes dan 25% kembali pada kondisi glukosa darah normal.
“Pencegahan prediabetes dapat dilakukan dengan istirahat cukup, konsumsi makanan rendah kalori dan tinggi serat serta melakukan aktivitas fisik minimal lima kali sepekan dengan durasi 30-60 menit,” tutupnya.
