Sajian Kambing Ini Terinspirasi Jamu [PinkKorset]

Sajian Kambing Ini Terinspirasi Jamu

PinkKorset.com, Jakarta – Siapa sangka  bahan-bahan jamu dapat dimasak menjadi sajian kambing nikmat asli Semarang.

Ya. Gecok, hidangan autentik Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang ini populer sejak 1940-an dan melegenda di daerahnya hingga kini. Sajian berkuah ini berisi daging dan tulang kambing dengan bumbu dan rempah yang umum digunakan pada jamu.

Pemilik Gecok Kambing Mantep Roso, Indra Cahaya Putra menjelaskan, gecok dibumbui menggunakan lebih dari 25 rempah yang diantaranya lazim digunakan dalam pembuatan jamu seperti mesoyi, cabe jawa dan klabet.

“Jadi, awalnya gecok dibuat supaya bisa mendapatkan manfaat jamu tapi dengan rasa yang enak,” ucapnya kepada PinkKorset di Jakarta beberapa waktu lalu.

Pemilik warung makan gecok generasi ketiga ini menuturkan, orang-orang zaman dahulu menganggap gecok bukan sebagai makanan tetapi jamu. Hidangan ini tidak pahit tetapi terasa efeknya seperti minum jamu, yakni hangat pada tenggorokan.

Pengamat kuliner Arie Parikesit menambahkan, kecamatan Tuntang terkenal sebagai sentra gecok sejak dahulu. Faktor geografis berupa pegunungan yang sejuk dan dingin menjadi alasan munculnya sajian hangat dan menyehatkan tubuh seperti gecok ini.

“Orang-orang di daerah Tuntang makan gecok untuk vitalitas,” sambungnya.

Gecok berkuah kuning pucat dan tidak menggunakan santan. Sajian ini menggunakan ampas kelapa yang disangrai hingga keluar minyak (blendo). Tak heran bila kuah gecok terasa berampas tetapi tidak keruh.

Gecok hanya disajikan dengan nasi. Indra biasanya menjual gecok Rp25 ribu tanpa nasi. Setiap hari, warung yang didirikan sejak 1980-an ini menghabiskan 12 kg – 25 kg kambing dan buka setiap hari pukul 11.00 – 22.00 WIB.