Ingin Sehat, Perlukah Olahraga Seperti Atlet? [google]

Ingin Sehat, Perlukah Olahraga Seperti Atlet?

PinkKorset.com, Jakarta – Masyarakat menganggap atlet sebagai sosok yang sehat sehingga perlu mengikuti pola olahraga mereka agar sehat.

Dokter spesialis kedokteran olahraga, dr. Michael Triangto, SpKO menuturkan, masyarakat menganggap olahraga itu harus seperti atlet dengan slogan ‘no pain, no gain’. Olahraga berupa lari, lompat hingga lelah dan berkeringat.

“Itu olahraga atlet. Olahraga untuk kesehatan tujuannya jelas. Parameter kesehatan menjadi lebih baik,” ucapnya usai acara Kampanye Kemenkes, Pentingnya Olahraga Bagi Kesehatan di Jakarta, Jumat (7/12/2018).

Parameter kesehatan ini meliputi penurunan berat badan, keseimbangan proporsi lemak dan otot tubuh, tekanan darah, kadar gula darah serta denyut nadi terkendali. Sehingga olahraga untuk kesehatan itu tidak harus berat seperti atlet tetapi disesuaikan dengan kemampuan tubuh.

“Jadi harus bedakan tujuan olahraga,” tegasnya.

Ada pun atlet berolahraga dengan tujuan utama meraih prestasi (hadiah, meraih finish maupun perbaikan catatan waktu pribadi). Alhasil tidak mendapat sehat karena tubuh dipaksa bekerja terus-menerus. Ada pula berolahraga mencari kesenangan (fun) seperti bermain basket, sepakbola dan voli. Olahraga seperti itu tidak mendapat prestasi dan kesehatan karena dilakukan sesuka hati. Sementara olahraga untuk kesehatan tidak mencapai prestasi dan sedikit fun.

“Olahraga yang sehat itu dilakukan dengan prinsip Baik, Benar, Terukur dan Teratur (BBTT),” katanya.

Baik yaitu aktivitas fisik disesuaikan kondisi fisik dan lingkungan. Benar berarti aktivitas fisik dikerjakan secara bertahap mulai pemanasan, latihan inti dan pendinginan. Selanjutnya terukur yakni menghitung intensitas dan waktu latihan. Sementara teratur yakni aktivitas fisik dilakukan rutin tiga hingga lima kali dalam sepekan. Total waktu aktivitas sebanyak 150 menit per pekan (misalnya 30 menit sehari dalam lima hari).

“Dalam sepekan aktivitas ini tidak perlu dikerjakan setiap hari, tetapi beri jeda untuk pemulihan tubuh,” sambungnya.

Keberhasilan olahraga dapat diukur dengan bantuan pelatih maupun pengamatan sendiri melalui timbangan badan (berat badan kadar lemak, kadar otot). Namun, ada cara lebih sederhana lagi yakni membaca bahasa tubuh.

“Bila saat Anda olahraga merasa sakit berarti latihannya salah. Jika saat olahraga tidak sakit tapi setelahnya sakit artinya latihan benar tapi intensitasnya terlalu banyak,” jelasnya.

Jenis olahraga atau latihan yang sesuai setiap orang itu berbeda-beda. Namun, beberapa olahraga yang ideal dikerjakan dengan BBTT yakni yoga dan taichi. Prinsip olahraga dengan BBTT juga efektif menurunkan berat badan secara perlahan tanpa membebani tubuh. Sehingga tubuh lebih sehat dan tidak mudah sakit.