Upaya Feny Mustafa Bangun Shafira Tiga Dekade [PinkKorset]

Upaya Feny Mustafa Bangun Shafira Tiga Dekade

PinkKorset.com, Jakarta – Kendati tidak memiliki latar belakang fesyen, Feny Mustafa nyatanya sukses mempertahankan Shafira selama 30 tahun.

Founder and President of Commisioner Shafira Corporation, Feny Mustafa mendirikan merek fesyen muslim pertama di Indonesia, Shafira pada 1989. Banyak suka dan duka mendirikan bisnis fesyen ini selama tiga dekade atau 30 tahun. Bukan hal mudah membangun bisnis fesyen muslim pada saat itu. Busana muslim belum populer dan kurang diminati. Terlebih lagi, fesyen bukan latar pendidikan Feny.

Dengan latar belakang masalah sosial, Feny memulai bisnis busana muslim. Kala itu ia mengamati busana muslimah kurang dihargai masyarakat dan bahkan dianggap kampungan. Sejak saat itu, ia tergerak berdakwah agar busana muslimah bisa diterima masyarakat.

“Belum berpikir bisnis waktu itu. Tapi alhamdulillah Allah berikan jalan,” ucapnya usai acara 30 Years Journey of Shafira di Jakarta, Jumat (18/1/2019).

Feny memulai bisnis busana muslimah secara profesional dengan modal Rp16 juta. Ia mulai menyewa toko di sebuah koperasi mahasiswa di Jalan Dago, Bandung dan membuat merek fesyen, Shafira yang bermakna barisan perempuan.

Perempuan berhijab ini membuat 100 busana muslimah berbeda (satu desain satu busana) disesuaikan ukuran badannya yang dipanjangkan.

“Jadi, kalau tidak laku (baju) bisa dipendekin dan aku pakai sendiri,” sambungnya.

Untuk mengundang perhatian masyarakat, ia menggelar pagelaran busana muslimah di toko dan mengundang para awak media pada 1989. Berbagai opini masyarakat pun bermunculan. Ada yang mengeluh busana muslimah tidak seharusnya dipamerkan (fashion show) tetapi tidak sedikit pula yang mengapresiasikannya.

Tanpa diduga olehnya bisnis fesyen muslimah ini berbuah manis.

 

“Sudah balik modal dari tahun pertama, sudah untung walaupun kecil-kecilan dan punya garmen,” ucapnya.

Shafira mulai menyasar pasar kalangan menengah atas lantaran busana dengan harga mahal lebih laku ketimbang murah. Koleksi Shafira dijual dengan harga berkisar Rp400 ribu hingga Rp50 juta (edisi terbatas atau dibuat sesuai pesanan).

Berjalannya waktu, Feny mengamati banyak muslimah yang ingin membeli Shafira tetapi terlalu mahal. Sadar bisnis fesyen perlu segmentasi pasar, 15 tahun kemudian Feny mendirikan merek Zoya. Merek ini menjual busana untuk kalangan menengah bawah.

Kendati usahanya cemerlang dan memiliki 20 gerai di seluruh Indonesia tetapi Feny pernah mengalami kerugian. Ia menuturkan dua kali mengalami kerugian selama 30 tahun perjalanan bisnisnya. Kerugian pertama Rp14 juta saat pemerintah menerapkan pengetatan mata uang (tight money policy) dan Rp60 juta ketika krisis moneter 1998.

“Selain itu alhamdulillah tidak merugi lagi,” ujarnya penuh syukur.

Menurutnya memulai bisnis lebih mudah ketimbang mempertahankannya. Feny terus berusaha agar tetap berprestasi. Ia selalu melakukan rapat, mengerahkan tenaga hingga merombak manajemen.

Kini menjamurnya kompetitor bukan menjadi hambatan bagi Feny untuk mempertahankan Shafira Corporation selama 30 tahun. Adapun tiga strategi ini menjadi kunci suksesnya.

“Pertama tetap berusaha, kedua yakni rekrut pekerja profesional yang andal. Ketiga tidak menganggap kompetitor sebagai pesaing karena rezeki enggak kemana,” pungkas perempuan berkacamata ini.

Selain itu, kini Shafira hadir menyesuaikan selera pasar khususnya kalangan millennial. Menandai tiga dekade Shafira menghadirkan koleksi Shafira the World Wanderer yang terinspirasi keindahan lima masjid di lima benua. Koleksi khusus ini akan dipamerkan di Indonesia Fashion Week 2019.

Adapun Shafira menyelenggarakan kompetisi fashion design dan menyekolahkan seorang yang memiliki kemampuan luar biasa di bidang fashion design.