Aspartame yang Kontroversial [digitaljournal]

Aspartame yang Kontroversial

PinkKorset.com – Ribuan produk yang Anda konsumsi mengandung pemanis buatan bernama aspartame. Puluhan tahun, bahan ini masih menimbulkan kontroversi.

Dibuat di laboratorium, empat dekade lalu, aspartame sempat ditarik setahun kemudian karena ada kecacatan dalam uji keamanannya.

Butuh enam tahun hingga 1981, saat aspartame dinyatakan aman lagi untuk digunakan. Sejak itu, bahan ini kontroversial.

Aspartame adalah bahan kimia sintetis yang 200 kali lebih manis ketimbang gula dan mengandung sedikit kalori.

Bahan ini juga dikenal sebagai E951, atau nama merek dagangnya, NutraSweet dan Canderel. Aspartame terbuat dari asam aspartik dan phenylalanine.

Dua bahan itu adalah asam amino, pembentuk protein yang biasa ditemukan dalam daging, produk ternak, dan sereal.

James Schlatter, ahli kimia dari Amerika Serikat, tak sengaja menemukannya pada 1965 ketika mengerjakan obat untuk maag.

Dia menumpahkan bahan tersebut di tangannya, menjilat jarinya dan ternyata rasanya manis. Aspartame banyak digunakan di minuman ringan.

Saat dicerna, aspartame dipecah menjadi dua komponen tersebut di atas. Jumlahnya amat kecil, biasanya sekaleng minuman ringan hanya menggunakan 0,2 gram.

Segelas susu memiliki phenylalanine enam kali lipat dan asam aspartik 13 kali lipat lebih banyak ketimbang sekaleng Diet Coke.

Aspartame juga melepas methanol dalam perut, tipe alkohol untuk minuman keras. Namun jumlahnya amat kecil, sehingga tak berbahaya.

Menutur sebagian besar ilmuwan dan pakar makanan, hanya satu kelompok orang yang harus mewaspadai minuman berlabel ‘diet’.

Yakni penderita kondisi yang diturunkan, PKU (phenylketonuria). Pengidapnya tak bisa memecah phenylalanine.

Artinya, jumlah besar phenylalanine bisa menyebabkan mereka mengalami kerusahan otak. Pengidap PKU biasanya harus mengikuti diet ketat.

Selain itu, sebagian besar ahli sepakat bahwa aspartame aman-aman saja. Meski begitu, banyak yang tak setuju dengan pendapat ini.