Kekayaan Religi Dalam Sketsa Foto: PinkKorset/ Merida

Kekayaan Religi Dalam Sketsa

PinkKorset.com, Jakarta – Keragaman religi di Indonesia menjadi salah satu inspirasi Dr. FX Mudji Sutrisno SJ dalam pameran sketsa tunggalnya yang bertajuk “Dari Stupa Ke Stupa”.

“Saya merasa bahwa masuk stupa itu sama dengan masuk doa hening di Katedral, serta tempat ibadah lainnya…” ujar lelaki yang akrab disapa Romo Mudji ini ketika menjelaskan alasannya membuat sketsa stupa kepada PinkKorset, Rabu (8/1/2014).

Pengalaman religi yang dialami oleh Romo Mudji saat mengunjungi stupa-stupa di Asia Tenggara memberikan inspirasi untuk membuat sketsa tempat suci bagi umat Budha. Baginya, mengunjungi stupa memiliki perasaan yang sama seperti berkunjung ke rumah ibadah lain seperti gereja Katedral.

Tak mengherankan, bila dalam pameran yang digelar 9-17 Januari 2014 di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta ini, Romo Mudji tak hanya menampilkan coretan tangan stupa, tapi juga gereja dan masjid.

“Ada stupa, Katedral, dan masjid. Nah, sebenarnya ini kan merupakan ungkapan ketika saya berjalan menapaki sejarah stupa ke stupa. Itu kenapa orang membuat stupa, karena stupa itu kan sebenarnya Garba, rahim, tempat hening bertemu dengan yang Illahi,” katanya.

Tak hanya memiliki makna yang hampir sama sebagai tempat hening untuk beribadah dengan sang Maha Pencipta, ketiga bangunan ini juga memiliki kedekatan arsitektur.

“Arsitektur mulai dengan stupa buddhis kemudian baru Katedral membuat pola, baru kemudian kubah, temanya sama, kita memberi ruang untuk samadhi, tempat untuk relikui suci…. Kita semuanya warna-warni ini, di Indonesia ini religinya banyak sekali, berwarna-warni, maka mesti kembali ke stupa religiusitas untuk di dalam meneliti itu sendiri.”

Dalam salah satu sketsa yang dibuat oleh Romo Mudji, terdapat gereja Katedral dan Masjid Istiqlal yang berdiri berdampingan. Bagi Romo Mudji, sketsa tersebut memiliki pesan tersendiri, “Semoga keduanya tidak sekedar menjadi simbol untuk berdampingan, harapan saya seperti itu.”

Pemahaman religi ini juga diamini oleh Bhikku Dhammosubo yang datang berkunjung dalam pembukaan pameran ini, “Religiusitas melampaui batas-batas…”