Tahun Depan, Penjualan Mobil Bakal Stagnan [tempo]

Tahun Depan, Penjualan Mobil Bakal Stagnan

PinkKorset.com, Jakarta – Penjualan mobil pada 2015 diperkirakan akan stagnan seperti tahun ini. Ada apa?

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman Maman Rusdi  mengatakan, stagnannya penjualan mobil tahun depan disebabkan kondisi nilai tukar rupiah dan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.

“Sementara ini kami melihat penjualan otomotif 2015 stagnan seperti tahun ini. Kenapa? Pertama, exchange rate. Kami memonitor (nilai tukar rupiah) itu berapa. Lalu harga BBM-nya akan jadi berapa,” katanya di Menara Kadin Jakarta, Kamis (30/10/2014).

Menurutnya, nilai tukar rupiah dan kenaikan harga BBM menjadi faktor pemicu menurunnya penjualan otomotif. Pasalnya, dua hal tersebut menjadi kalkulasi industri otomotif terhadap tingkat penjualan, menyesuaikan dengan daya beli masyarakat.

Dengan nilai tukar rupiah tidak stabil atau semakin terdepresiasi, maka biaya bahan baku naik, dan akan berdampak pada kenaikan harga jual.

Meskipun ada faktor lain yang mempengaruhi kenaikan harga, salah satunya adalah permintaan yang lebih banyak dibanding persediaan. “Seperti sekarang itu, supply lebih banyak daripada demand. Sekarang kan pasar didorong dengan memberikan diskon-diskon. Konsumennya diuntungkan dengan keadaan saat ini,” tuturnya.

Hingga 2013, pertumbuhan mobil selama 6 tahun berturut-turut mencapai 23-40%. Hal itu didukung ekonomi makro dan PDB yang positif. Namun, ketika pertumbuhan ekonomi tahun ini turun ke 5,1% atau 5,2%, dampak terhadap penjualan mobil cukup terasa.

Sudirman mengakui, penjualan mobil tahun ini agak seret. Di daerah-daerah yang pertumbuhannya sangat tergantung pada hasil bumi, ekspor bumi, batubara dan lain-lain, penjualannya turun. Daya beli masyarakat pun melemah karena ada perlambatan ekonomi.

“Sekarang susah jualan. Mencapai 100 ribuan unit itu dengan cara memberikan diskon. Pendapatannya makin rendah sehingga daya belinya makin kurang. Truk sudah mulai kena imbasnya. Biasanya kalau truk besar kena, turun ke kendaraan komersil kecil (penjualan turun),” jelasnya.

Sebagai perkiraan awal, pihaknya pun memperkirakan penjualan mobil tahun depan hanya sekitar 1,2 juta unit.

“Kami masih menetapkan penjualan tahun depan flat seperti tahun ini, mungkin 1,2 jutaan. Tapi Gaikindo hanya memperkirakan target awal saja. Kita masih monitor lagi. Karena bagi industri otomotif itu baku 95 persen kan impor. Jadi sangat berpengaruh,” ujarnya.