Penyakit Ginjal Kronik Tidak Bisa Disembuhkan [beaumont]

Penyakit Ginjal Kronik Tidak Bisa Disembuhkan

PinkKorset.com, Jakarta – Penyakit ginjal kronik tidak dapat disembuhkan, sekalipun sudah melakukan cangkok ginjal.

Menurut Guru Besar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) DR. dr. Parlindungan Siregar, SP. PD-KGH, Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dikenal sebagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Apabila sudah mengidap gangguan ginjal kronis, penderita tidak bisa kembali ke kondisi semula. Kerusakan akan terus berjalan dari stadium satu hingga stadium lima (akhir).

“Kalau sudah kena penyakit ini tidak ada istilah sembuh. Penyakit ini akan terus meningkat hingga stadium 5,” katanya di Jakarta baru-baru ini.

Menurutnya, PGK bisa terlihat dari beberapa kerusakan struktur ginjal yang diketahui melalui cek medis. Seperti laju filtrasi kurang dari 60 ml/menit, protein, sel darah merah dan lekosit dalam urin menetap, abnormalitas pada USG, CT-Scan, MRi dan jaringan ginjal (BIOPSI) serta ginjal transplant.

Kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan atau lebih berpeluang mengalami PGK.

PGK kerap disebut sebagai ‘the silent disease’. Awalnya, kerusakan ginjal tidak bergejala sehingga tak langsung diobati. Padahal, gangguan ginjal bisa mengakibatkan penurunan fungsi ginjal. Risiko terburuknya adalah penyakit ginjal tahap akhir. Pasien penderita penyakit ini wajib melakukan cuci darah (hemodialisis) seterusnya.

“Penyakit ini baru diketahui orang kebanyakan sudah mencapai stadium 3-4, pasien heran saat disuruh cuci darah karena tidak tahu sudah terkena penyakit ginjal sebelumnya,” ujarnya.

Tiap orang membutuhkan hemodialisis sebanyak 3 kali dalam sepekan, selama 3-5 jam. Biaya untuk setiap hemodialisis cukup besar, antara Rp 500 ribu – Rp 850 ribu.

Melakukan cangkok ginjal bukan berarti Anda terbebas dari penyakit ini. “Setelah mencangkok ginjal pun tidak menjamin bebas dari penyakit ginjal kronik,” ucap Parlindungan mengingatkan.

Ia pun menyarankan, agar orang yang berisiko kena PGK, yakni yang memiliki diabetes, batu ginjal, atau hipertensi menghindari masuk ke tahap awal.

“Kalau sudah masuk stadium 1, sudah tidak bisa disembuhkan dan (pengobatan) itu hanya bisa memperlambat prosesnya,” ujarnya.

World Health Organization (WHO) menetapkan PGK sebagai masalah serius dunia. Data internasional menyebutkan bahwa sekitar 10% populasi dunia menderita PGK dan diperkirakan meningkat hingga 17% pada satu dekade mendatang.

Indonesia juga menunjukkan prevalensi penyakit ginjal kronik terus meningkat setiap tahun. Hasil studi epidemologi Pernefri pada 2005 mencatat 12,5% masyarakat mengalami PGK. Bahkan berdasarkan data Pernefri sampai tahun 2012, pasien Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA) mencapai 100 ribu orang dan terus meningkat.