Sering Bercinta, Gaji Lebih Besar [cambridgenews]

Sering Bercinta, Gaji Lebih Besar

PinkKorset.com, London – Frekuensi kegiatan seksual ternyata dapat memengaruhi jumlah pendapatan Anda.

Sebuah studi dari Anglia Ruskin University, Cambridge menunjukkan bahwa aktivitas seksual yang dilakukan lebih sering, dapat meningkatkan performa karir seseorang.

Dr Nick Drydakis, Profesor Madya bidang Ekonomi yang melakukan riset tersebut menemukan bahwa seseorang yang bercinta dua atau tiga kali sepekan, memperoleh gaji 4,5% lebih tinggi daripada orang yang kurang aktif secara seksual. Hal ini tanpa memperhitungkan kondisi kesehatan fisik dan mental.

Studi yang akan diterbitkan dalam International Journal of Manpower ini juga menyimpulkan bahwa pekerja sehat, juga bercinta lebih sering.

Dr Drydakis mengatakan, banyak literatur medis dan psikologis yang menyatakan bahwa aktivitas seksual yang dikaitkan dengan kesehatan yang baik, dapat meningkatkan kemampuan fisik dan mental, kesejahteraan psikologis dan pola diet yang baik.

Menggunakan data 7.500 responden dalam Greek Behavioural Study, penelitian ini juga menemukan bahwa karyawan yang memiiki gangguan kesehatan namun aktif secara seksual memperoleh gaji 1,5% lebih banyak daripada orang dengan gejala serupa yang kurang aktif secara seksual.

Gaji dengan aktivitas seksual berhubungan signifikan secara statistik, terutama bagi pekerja usia 26-50 tahun.

Kesehatan memengaruhi aktivitas seksual

Dr Drydakis mengatakan, sangat penting mengetahui faktor-faktor yang secara positif dan negatif mempengaruhi aktivitas seksual, dan kesehatan merupakan salah satu faktor terbesar.

Berdasarkan teori Hirarki Kebutuhan Maslow, individu yang lebih bahagia akan lebih produktif dan sukses dalam pekerjaan mereka, ditunjukkan dalam pendapatan yang lebih tinggi.

“Teori ini menyimpulkan bahwa orang perlu mencintai dan dicintai, secara seksual dan nonseksual, oleh orang lain. Dengan tidak adanya unsur-unsur ini, orang mungkin menjadi lebih berpotensi terhadap kesepian, kecemasan sosial dan depresi. Semua faktor ini dapat mempengaruhi pekerjaan mereka. ”

Berdasarkan riset, pekerja disabel memiliki aktivitas seksual 13% lebih rendah ketimbang mereka yang nondisabel. Sementara mereka yang memiliki masalah jantung, seperti penyakit jantung koroner dan angina, aktivitas seksualnya 11,4% lebih rendah.

Tidak hanya itu. Karyawan yang minum obat rutin setiap hari, memiliki aktivitas seksual 5,4% lebih rendah. Pekerja dengan diabetes 2,4% kurang aktif secara seksual, karyawan dengan arthritis atau rematik 3,9% kurang aktif bercinta.

Sedangkan pekerja dengan kanker, 5,4% kurang aktif secara seksual dan orang-orang dengan gejala kejiwaan / psikologis memiliki aktivitas seksual 3,7% lebih rendah.

Dr Drydakis mengatakan, riset ini merupakan terobosan baru dalam hal penelitian. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antara kondisi kesehatan dan aktivitas seksual, menggunakan ribuan pengamatan dari sampel acak. Bahkan ada studi yang dipublikasikan mengenai hubungan antara gangguan kesehatan tertentu dan seksualitas.