Anda Pelaku atau Korban Verbal Abuse? [momjunction]

Anda Pelaku atau Korban Verbal Abuse?

PinkKorset.com, Jakarta – Tanpa disadari verbal abuse sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Anda bisa menjadi korban ataupun pelakunya.

Verbal abuse adalah pernyataan bernada negatif yang ditujukan pada seseorang. Perilaku ini kerap terjadi, tidak hanya di lingkungan pergaulan, namun juga di dalam keluarga.

Sebagai salah satu bentuk bullying, tindakan verbal abuse bisa beragam. Mulai dari berteriak, menuduh, menjelek-jelekkan, menyepelekan, mengkritik (criticizing), sering mengungkit perbuatan masa lalu, hingga membuat nama panggilan (name calling).

Psikolog Joice Manurung, C.Ht, Cha, mengatakan, tindakan verbal abuse biasanya terjadi tanpa disadari. “Para abuser atau orang yang melakukan kekerasan verbal tidak merasa melakukan kekerasan,” ungkapnya di Jakarta, Sabtu (17/9/2016).

Menurutnya, pelaku verbal abuse biasanya dipicu peristiwa masa lalu atau pola perilaku sebelumnya. Misalkan dalam keluarga, verbal abuse terjadi karena pengetahuan orang tua yang kurang mendalam, “Mereka tanpa disadari melakukan verbal abuse, saat menerapkan perilaku tegas terhadap anak,”ujarnya.

Pelaku verbal abuse biasanya memiliki sindrom lain, seperti anxiety disorder. Mereka pun cenderung adiktif dan berulang. Mereka sudah menciptakan periode tertentu untuk melakukan verbal abuse.

Joice menuturkan, ada dua konten dari pelaku verbal abuse, yakni melakukan power dan kontrol terhadap korban.

Dalam pernikahan, cinta seringkali dijadikan alasan. Pasangan akan merasionalisasi dan menganggap wajar perilaku verbal abuse dan membuka peluang pelaku untuk meningkatkan kekerasan verbalnya.

Namun, ada masa pelaku memiliki penyesalan. ”Jika itu terjadi, pelaku akan menarik diri dari lingkungan dan di fase berikutnya akan meminta maaf pada korban secara tidak langsung.”