Masa Liburan Dapat Deteksi Demensia [stuff]

Masa Liburan Dapat Deteksi Demensia

PinkKorset.com – Masa-masa liburan, ternyata dapat digunakan untuk mengetahui potensi demensia seseorang. Oh, ya?

Libur panjang biasanya digunakan sebagai momen berkumpul bersama keluarga. Anda bertemu dengan keluarga dan sanak saudara yang tidak dijumpai dalam waktu lama.

Pada kesempatan ini, perubahan-perubahan yang terjadi, tampak lebih jelas.

Dalam kebisingan dan kekacauan dari kumpul-kumpul keluarga, Anda mungkin menyadari bahwa ibu Anda tidak terorganisir dalam memasak, seperti sebelumnya. Ia pun lebih banyak butuh bantuan di dapur, ketimbang masa lalu.

Anda pun bisa menyadari bila ayah Anda tidak berkontribusi banyak dalam sebuah percakapan dan tampak lelah berada di tengah-tengah keriuhan. Atau paman Anda marah ketika orang menanyakan kegiatannya akhir-akhir ini dan memberikan jawaban samar-samar yang tidak menjelaskan apapun.

Bagaimana dengan bibi Anda yang terus melupakan nama-nama keponakannya meskipun ia selalu diinformasikan tentang kegiatan dan prestasi penting mereka.

Setiap perubahan ini bisa menjadi tanda-tanda penurunan kognitif, dari tahap awal demensia.

Dr. Chris Perkins adalah Old Age Psychiatrist (OAP) dan Penasihat Layanan Klinik untuk Demensia di Auckland, Selandia Baru menuturkan, demensia adalah bahaya mengintai, yang tidak dapat dikenali oleh orang lain yang setiap hari bertemu.

“Perubahan ini lebih terlihat bila seseorang tidak bersua setidaknya dalam enam bulan atau setahun,”ujarnya.

Tuntutan masa liburan, seperti melakukan perjalanan, berada di tempat yang asing, menyiapkan makanan dan berada di tengah-tengah orang banyak, menguji kemampuan semua orang. Terutama mereka yang kemampuannya dalam mengatasi stres mulai memburuk.

Ia pun menyarankan, kerabat yang terindikasi demensia sebaiknya didorong untuk menemui dokter dan memastikan kondisinya. “Penyakit fisik, masalah sensorik (seperti tuli) atau depresi dapat terlihat seperti demensia. Masalah ini bisa diobati sehingga kualitas hidup seseorang dapat ditingkatkan,”katanya.

Bahkan, lanjut Dr. Chris, jika terdiagnosis demensia sejak dini, kebanyakan orang dan keluarga mereka dapat memahami penyakit ini dan merencanakan masa depan.

Meskipun tidak ada obat untuk demensia, banyak cara meningkatkan kualitas hidup seseorang sembari mengelola gejala yang ada, terutama dengan dukungan organisasi-organisasi lokal.