Group Chat Pun Ada Etikanya [pcworld]

Group Chat Pun Ada Etikanya

PinkKorset.com – Group chat memang berguna, meski kadang mengganggu. Terutama saat berbunyi tanpa henti. Mau keluar tak enak, diam saja malah kesal sendiri. Harus bagaimana?

Aplikasi perpesanan menjadi bagian sehari-hari Anda pengguna ponsel. Pamor SMS mulai turun karena memotong pulsa. Sedangkan aplikasi perpesanan seperti WhatsApp atau Telegram hanya bermodalkan langganan data.

Salah satu fitur yang amat berguna adalah group chat. Anda tinggal mengajak semua orang bergabung dan cukup sekali mengirim pesan untuk banyak orang. Praktis memang. Namun sayang, beberapa orang berlebihan menggunakannya.

Mulai chat tak jelas, share hal-hal yang tak relevan dengan grup, malas menulis chat panjang yang menyebabkan mereka mengirim pesan berulangkali, hingga chat dua orang yang sebenarnya bisa mereka lanjutkan via jalur pribadi (japri).

Grup chat memiliki etika. Apa yang harus Anda lakukan dan tidak lakukan saat bergabung atau membuat sebuah grup di aplikasi perpesanan?

Grup terlalu besar. Aplikasi perpesanan punya batas anggota group chat, seperti WhatsApp yang memungkinkan sebuah grup beranggotakan 250-an orang. Jangan anggap ini sebagai tantangan! Misalkan grup kantor, cukup add level manajer saja dan biarkan mereka meneruskan pemberitahuan ke bawahannya. Jika semua orang Anda add dan misalkan menjadwalkan miting untuk satu kantor berisi 100 karyawan, silakan kerepotan meladeni 99 jawaban.

Jangan undang orang tak dikenal. Sebaiknya hanya sertakan orang yang Anda kenal secara langsung ke dalam sebuah grup. Ada kemungkinan teman satu grup tak suka nomor ponselnya tersebar. Grup memang mencegah Anda repot. Tapi jangan egois dan tak menghargai privasi orang lain. Pastikan setiap orang yang Anda add setuju untuk disertakan dalam grup tersebut.

Bicaralah dengan semua orang. Anda membuat chat ini bukan untuk satu orang. Jika ingin berbicara dengan orang tersebut, silakan japri. Anda harus menyadari, tak semua orang ingin mendengarnya. Lagipula, Anda bisa saja mengganggu mereka dengan bunyi notifikasi chat yang tak penting itu.

Hindari topik tak relevan. Tetaplah pada tujuan chat dibuat. Jika grup bertujuan membahas tugas kelompok, pastikan Anda tetap bicara dalam ruang lingkup tugas tersebut hingga selesai. Jangan melebar ke mana-mana. Jangan gunakan grup untuk membicarakan hal lain seperti gosip kantor.

Tak perlu share yang tak penting. Saat chatting di grup, pastikan konten yang Anda share bersih dan sesuai dengan kepentingan semua orang. Tak perlu mengirim joke kotor, lakukan itu via japri. Hindari pesan-pesan forward berantai dari orang lain, terutama yang berpotensi hoax atau belum dicek kebenarannya. Buatlah grup lain untuk share hal-hal semacam itu.

Jangan pernah spam! Ini penting. Group chat sebenarnya bertujuan untuk mencegah Anda menulis atau copy-paste pesan yang sama berulangkali ke banyak orang. Jangan melenceng dari tujuan dengan memposting hal yang sama berulangkali. Bacalah isi chat baik-baik agar tahu apakah topik atau pertanyaan sudah terjawab. Ini membuktikan Anda mengerti konsep history group chat.

Jangan diam saja. Katakan sesuatu jika diundang masuk ke dalam sebuah grup. Ada alasan Anda berada di dalamnya. Beri input, berkontribusilah pada masalah grup. Usahakan menjadi bagian di dalamnya. Kadang ada perbedaan pendapat. Berdiam diri berarti Anda tak mau ikut membuat keputusan. Jika memang ingin diam, jangan mengeluh ketika hal tak berjalan sesuai keinginan.

Jawab dengan baik dan benar. Ada seseorang bertanya dan Anda hanya menjawab ‘k’. Tak semua tahu ‘k’ itu singkatan dari oke/okay. Lagipula, apa maksud Anda dengan oke. Apakah oke Anda telah melihat pesannya, oke berarti Anda setuju, oke Anda sepakat dengan arah pembicaraan, atau apa? Jelaskan oke yang Anda maksud. Di era perpesanan yang berarti tak ada tatap muka, berhentilah menjadi ambigu.

Chat pada waktu yang wajar. Apakah masuk akal menelepon seseorang di tengah malam atau siang hari ketika mereka sedang sibuk di kantor? Gunakan logika yang sama dalam group chat. Hanya lakukan hal tersebut ketika ada sesuatu yang darurat. Jangan mengganggu istirahat atau jam kerja seseorang.

Group chat bukan untuk selamanya. Jika Anda membuat grup itu menjelang reuni sekolah, bersiaplah untuk say goodbye saat reuni selesai. Susah move on? Jangan tersinggung ketika ada teman yang memutuskan keluar dari grup. Tidak berada dalam satu group chat bukan berarti Anda memutuskan hubungan di kehidupan nyata, bukan? Emoticon hanyalah salah satu dan bukan satu-satunya cara mengekspresikan perasaan.