Kapan Harus USG dan Mamografi? [Health Clinic Web]

Kapan Harus USG dan Mamografi?

PinkKorset.com, Jakarta – Kasus kanker payudara terus meningkat di Indonesia. Penting bagi perempuan untuk selalu mengecek kesehatan payudaranya.

Pada usia 20 tahun, seorang perempuan sebaiknya melakukan deteksi dini karena payudara sudah terbentuk sempurna. Perempuan yang telah menikah namun dibawah umur 20 tahun juga dianjurkan untuk deteksi dini.

Deteksi dini bisa dilakukan dengan cara Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Tak hanya di daerah payudara, sebaiknya ketiak juga diperiksa karena memiliki kelenjar getah bening dan punya potensi untuk menjadi kanker.

Pada dasarnya, perempuan yang masih kepala dua disarankan melakukan ini dua atau tiga bulan sekali dan lebih sering ketika sudah berusia 30 tahun ke atas.

Selain Sadari, perempuan juga dianjurkan untuk diperiksa secara medis, yakni Ultrasonografi (USG) dan Mamografi. USG melakukan gelombang suara sedangkan Mamografi menggunakan sinar X dosis rendah dan merupakan foto rontgen.

Menurut  dr. Rebecca N. Angka M. Biomed, perempuan yang berusia di bawah 40 tahun sebaiknya melakukan USG, sedangkan mamografi untuk yang berusia 40 tahun lebih.

“Bukannya nggak boleh usia muda pake mamografi, cuma biar efektif,” ungkapnya dalam talkshow di acara kampanye Breast Cancer Awarenes di Jakarta, baru-baru ini.

Menurutnya, usia di atas 40 tahun, kelenjar payudara telah berubah sifatnya menjadi kelenjar lemak yang berwarna agak hitam jika dirontgen. Sementara pada usia muda kelenjar payudara berwarna putih sehingga tidak tampak jelas jika terdapat kelainan pada payudara.

Periksa USG payudara pun tidak cukup sekali, apalagi saat usia semakin bertambah.

Sedangkan untuk mamografi, sebaiknya dilakukan dua tahun sekali pada usia 40-50 tahun dan setahun sekali untuk usia di atas 50 tahun.

Alat deteksi yang lebih sensitif dari mamografi adalah Magnetic Resonance Imaging (MRI). Dalam beberapa kasus, pasien harus menjalani scan MRI untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih jelas pada area yang diduga terkena kanker.

Sedangkan biopsi merupakan langkah untuk memastikan adanya kanker payudara, dimana bagian dari jaringan sel yang diduga kanker diangkat dan diperiksa menggunakan mikroskop. Biopsi dapat dilakukan dengan teknik jarum suntik atau pembedahan.

dr. Rebecca menambahkan, jika sebelumnya pernah terkena kanker payudara, jangan malas juga untuk selalu cek setiap tahun. Pasalnya, jika telah sembuh dari kanker payudara lebih dari 5-10 tahun, Anda akan kembali memiliki risiko terkena kembali seperti orang-orang pada umumnya.

“Artinya, baik tidak atau pernah terkena kanker payudara penting bagi perempuan untuk selalu deteksi dini,”pungkasnya.