Upaya Korut Memoles ‘Wajah’ [theguardian]

Upaya Korut Memoles ‘Wajah’

PinkKorset.com – Korea Utara (Korut) mengusir tim jurnalis kelas dunia dari negaranya karena dianggap melanggar aturan. Sejarahnya, negara ini memang amat membatasi ruang gerak wartawan asing.

Selain diikuti setiap langkahnya, jurnalis yang berada di Korut juga dipantau pemberitaannya, diatur apa yang boleh dan tidak mereka tulis, serta dipaksa tunduk terhadap aturan. Lalu jika memang tak bisa bebas meliput, untuk apa mereka diizinkan masuk?

Baca Sebelumnya:

Apa yang Korea Utara Sembunyikan?

Sederhana. Korut ingin mencari peliputan kelas dunia yang bersifat positif. BBC kebetulan berkenjung saat Pemimpin Korut Kim Jong-un menobatkan dirinya sebagai ketua partai, sebuah peristiwa penting dalam sejarah kongres mereka.

Sebanyak 30 jurnalis diizinkan mengintip kongres ini ketika event House of Culture, 25 April lalu. Lainnya dibuat sibuk dengan tur keliliing Pyongyang, ke tempat-tempat yang mereka ingin dunia lihat. Tim Wingfield-Hayes termasuk dalam tur ini.

“Semua yang kita lihat hanya bikinan,” katanya. Ia bahkan tak melihat ada dokter sungguhan dan pasien-pasien yang berobat tampak sehat-sehat saja. Ketika menyapa rakyat biasa, mereka menghindarinya atau dicegat si pengawal.

Ketika si juru kamera merekam patung raksasa pendiri Korut Kim Il-Sung, tim BBC ini dilarang pergi dari area tempat patung itu berada sebelum menghapus rekamannya. Sebab, mereka tak mematuhi aturan. Rupanya, Korut punya aturan untuk melihat patung ini.

Turis asing harus membungkuk saat melihat patung itu bersama para warga lokal. Jika ingin memotretnya, harus utuh dari kepala patung hingga bagian bawah. Hal inipun membuat Wingfield-Hayes makin kesal. Apalagi, ia gagal mewawancarai seorang anak karena dilarang.

Wingfield-Hayes bertanya pada si anak apakah ia mengenal dunia luar dan khususnya sebuah negara bernama Amerika Serikat. Si bocah, entah tak mengerti atau dilarang menjawab hal-hal yang berhubungan dengan AS, tampak bingung dan melihat ke arah si penjaga. Wawancara pun dipaksa usai.

“Negara ini terobsesi dengan image kekuatan dan kasih sayang. Tapi cara mereka mengendalikannya justru menunjukkan kelemahan dan rasa tak aman,” ujarnya.

Di akhir pekan, tim BBC ini ditahan. Mereka bertiga juga dilarang kembali lagi ke Korut sebagai jurnalis. Pengalaman serupa juga menimpa dua jurnalis Sky News, yang terpaksa ikut tur meski ingin menyaksikan kongres.

Para jurnalis ini tahu, sekitar dua bulan lalu warga Korut diminta untuk bersiap menghadapi bulan yang sulit. Ini merujuk pada kemiskinan dan kekeringan selama empat tahun pada pertengahan 1990-an. Peristiwa itu dilaporkan menewaskan ratusan ribu orang. Laporan lain menyebut jutaan tewas.

Tahun lalu, Korut mengalami kekeringan terburuknya dalam satu abad terakhir. Menurut para jurnalis Sky News, tak ada tanda-tanda peringatan itu benar adanya. Tur mereka dibuat untuk menunjukkan negara itu makmur. Apakah  itu kenyataan atau lagi-lagi settingan, entahlah.