Bagaimana Menghadapi Saudara Autis? [samspaces]

Bagaimana Menghadapi Saudara Autis?

PinkKorset.com – Menghadapi orang dengan autisme memerlukan cara khusus untuk memahami perilaku dan keinginannya.

Memiliki orang terdekat yang mengalami autisme menjadi tantangan bagi Anda. Pasalnya Anda perlu menyesuaikan cara berkomunikasi dengan mereka sehari-hari, termasuk bahasa verbal dan non-verbal.

Misalnya saja ketika Anda mengartikan keinginan mereka, seperti halnya ‘cukup’ dan ‘tidak mau lagi’. Orang dengan autisme mengalami kesulitan menyampaikan hal tersebut karena kelemahan informasi sensoris. Tidak heran bila mereka berperilaku kasar ketika Anda tidak mampu menangkap maksudnya.

Menggunakan ‘kartu istirahat’ (break card) dapat digunakan sebagai media komunikasi non-verbal dengan saudara Anda. Kartu tersebut menunjukkan mereka ingin segera beristirahat untuk menenangkan diri.

Menggerakkan beberapa anggota tubuh (mengepal, menggoyangkan maupun memutar tangan) dan bermain dengan objek yang sama menjadi ciri khas orang dengan autisme. Cara ini membuat mereka merasa lebih baik dan terasa seimbang. Anda tidak perlu merasa khawatir dengan perilaku tersebut. Kecuali bila perilakunya membahayakan dirinya.

Sebaiknya Anda berkomunikasi dengan mereka secara dekat atau duduk di sampingnya. Kendati tidak semua anak dengan autis menyukai kedekatan fisik. Cara ini ideal diterapkan pada anak autis dengan komunikasi non-verbal. Ada pula anak dengan autis yang menyukai kesendirian. Anda sebaiknya memberikan ruang untuk mereka dan bersabarlah dengan perubahan hatinya.

Sementara itu, Anda dapat mendorong mereka untuk menggambar. Umumnya orang dengan autis dengan komunikasi non-verbal dan berorientasi visual lebih senang berekspresi melalui seni. Kemudian berilah pujian untuk memperkuat perilaku positifnya. Biarkan mereka tahu bahwa Anda senang dengan upayanya.

Anda perlu berkomunikasi dengan mereka untuk menunjukkan Anda dapat menjadi teman yang baik. Jika mereka tidak bisa berbicara, Anda cukup menyimak bahasa tubuh dan isyarat melalui gerakan kebiasan mereka.

Ketika saudara Anda mulai ‘bertingkah’ sebaiknya Anda tidak memarahi atau berteriak. Mereka melakukan ini hanya sekadar mencari ‘keseimbangan’ agar terasa rileks. Anda perlu menghindari pemicunya dan berbicara dengan dekat dan lembut maupun memeluknya, jika mereka menginginkan.

Intinya, Anda harus bisa menunjukkan rasa cinta kepada mereka. Memang dibutuhkan banyak energi dan konsentrasi untuk mengarahkan saudara Anda mengikuti aturan dan bertindak seperti orang pada umumnya.