Sejak Pandemi, Kebutuhan Fesyen Berubah

PinkKorset.com – Dulu, fesyen kerap dijadikan gaya hidup untuk menunjukkan status sosial. Namun, sejak pandemi, pandangan tersebut berubah.

Perancang busana senior Musa Widyatmodjo mengatakan, sebelum Covid-19, fesyen menjadi fokus utama untuk menunjukkan status sosial, status politik dan lain-lain. Namun kebutuhan masyarakat untuk berbusana saat ini sudah berubah.

“Sama seperti industri lain, industri fesyen saat ini lagi pecah fokus. Kalau sebelumnya baju yang adalah sandang berubah menjadi status, maka di era Covid, baju balik lagi menjadi sandang, bukan sebagai status,” ujar Musa dalam program ” Fesyen Ideology dan Gaya Berbusana Politisi” di akun Instagram @rakyatmerdeka1999 pada Sabtu (4/7). “Alasannya jelas, kita sudah tidak punya wadah atau event yang menampilkan busana sebagai status seseorang. Itu yang terjadi saat ini.”

Selain itu, ada penambahan elemen fesyen yang tadinya tidak masuk dalam pemikiran seperti masker dengan sarung tangan, bahkan dengan baju atau jaket Alat Pelindung Diri (APD).

Menurut Musa, dalam industri fesyen orang-orang selalu mencari sesuatu yang baru dan berbeda, sesuai dengan karakter dan naluri manusia. “Hampir empat bulan kita vakum karena pandemi. Sehingga, busana yang ada di pasaran tiga sampai empat bulan lalu tentu sekarang sudah ketinggalan zaman,” katanya.

Tugas berat bagi pengusaha fesyen dan UMKM adalah menciptakan sesuatu yang baru dari produk sebelumnya, karena industri fesyen secara tidak langsung dipaksa untuk menciptakan ide kreatif yang memang sesuai kondisi saat ini.

“Saya ambil contoh, biasanya saya produksi busana pesta, dan saat ini belum ada event atau party. Kita sekarang butuh busana rumah karena ada namanya work from home, zoom call, dan lain-lain. Jadi memang kebutuhannya adalah gaya berbusana rumah yang kasual, nyaman, motif dan warnanya kalem dan sederhana,” tuturnya.

Ideologi fesyen juga akan mengalami perubahan. Bila sebelumnya branding selalu dihubungkan dengan pencitraan, story, dan experience, maka ke depannya, branding is about reason. Kita di masa Covid ini, mau tidak mau dipaksa untuk membersihkan bumi, alam dan pikiran dengan berada tenang di rumah,” ujar Musa.