Anak Butuh Makanan Selingan

PinkKorset.com, Jakarta – Makanan selingan diperlukan anak-anak untuk mengimbangi gizi, agar fisik dan kecerdasannya berkembang baik.

Anak-anak usia sekolah di Indonesia masih terkendala masalah ketidakseimbangan gizi, seperti faktor obesitas kekurangan berat badan.

Data nasional 2013 menyebutkan, masalah kegemukan anak usia 5-12 sebanyak 18,8%, terdiri atas gemuk 10,8% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8%.

Prevalensi gemuk terendah di Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi DKI Jakarta (30,1%).

“Anak usia sekolah juga bermasalah pada defisiensi mikronutrien zat besi, zinc, iodium dan vitamin A,” kata Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K), Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jaya.

Untuk menjaga keseimbangan gizi anak diperlukan asupan makanan selingan. Makanan selingan perlu memenuhi beberapa syarat. “Porsinya kecil, terjadwal, dan mengandung zat gizi tidak hanya kalori,” ucap dr. Rini.

Tidak hanya sebatas mengandung kalori. Hindari memberikan makanan selingan tinggi gula dan lemak.

“Untuk anak overweight berikan makanan rendah kalori seperti buah potong. Sedangkan anak dengan gizi kurang bisa diberikan puding susu,” katanya.

Menurut dr. Rini, makanan selingan memiliki berbagai peran. Diantaranya sebagai makanan kecil diantara waktu makan besar, yakni antara makan pagi dan makan siang serta makan siang dan makan malam.

“Juga mengatasi rasa lapar diantara waktu makan, mengurangi overeating saat makan dan meningkatkan konsentrasi,” imbuhnya.

Makanan selingan dapat diperoleh dari jajanan kantin sekolah, makanan kemasan pabrik maupun buatan sendiri.

Bila membuat makanan selingan di rumah sebaiknya perhatikan kebersihan dalam persiapan, pembuatan dan penyajiannya.

Hindari pula penggunaan makanan tercemar bahan berbahaya (formalin, borax, dan pewarna tekstil). Selain itu, perhatikan pula kebutuhan kalori anak.

Berikut tabel kebutuhan nutrisi anak sekolah.