PinkKorset.com, Jakarta – Agar anak mampu berjalan, orang tua harus memahami tahap perkembangannya sekaligus memfasilitasinya.
Penanda dimulainya babak baru masa tumbuh kembang anak, yaitu fase berjalan. Bagi orang tua, momen ini langkah pertama dalam proses anak berjalan menjadi istimewa.
“Berjalan adalah salah satu tonggak penting dalam perkembangan anak, khususnya perkembangan motoriknya,” kata Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi., psikolog anak dalam sebuah jumpa pers baru-baru ini.
Anak belajar berjalan melalui beberapa tahap. Usia 3-6 bulan, anak belajar menjejakkan kaki. Usia 6-10 bulan, anak mulai berdiri dengan bantuan (merambat di dinding). Usia 9-12 bulan, anak belajar melangkahkan kaki dengan bantuan.
Adapun usia 12-15 bulan, anak sedang belajar berjalan sendiri. Tahapan tersebut umumnya dilalui anak. namun, tidak semua anak memiliki perkembangan yang sama. Ada kalanya mereka terlambat berjalan.
“Delapan belas bulan batas akhir anak bisa berjalan. Bila tidak bisa, harus konsultasi dengan dokter,” kata Vera. Terlambatnya proses berjalan anak bisa disebabkan berbagai faktor. Selain gangguan motorik, bisa saja anak kurang stimulasi dan kesempatan.
“Beri kesempatan, jangan digendong terus atau ditaruh di stroller. Latih otot motorik anak sambil bermain,” saran Vera. Dalam proses belajar berjalan, anak harus difasilitasi orang tua. Mulai dari area luas hingga aman dari benda-benda berbahaya.
Untuk stimulasi anak berjalan bisa diterapkan pada bidang datar yang tidak keras maupun di kolam renang. Anak juga dapat diberikan alat bantu baby walker saat belajar melangkahkan kaki.
“Anak dibawah 2 tahun stimulasi sedang aktif. Beri mainan yang menstimulasi motorik, koordinasi dan kognitifnya,” ucap Vera. Selain itu, anak perlu diberikan apresiasi agar semakin semangat. Bila anak sudah lelah, hentikan sementara.