Mengontrol Kambuhnya Psioriasis [psoriasis.qualitycarebyleo]

Mengontrol Kambuhnya Psioriasis

PinkKorset.com, Jakarta – Kendati bersifat menahun, penyakit kulit psoriasis dapat dikontrol kekambuhannya.

Psoriasis adalah penyakit kulit akibat autoimun. Sifatnya pun menahun dan kambuhan. Namun, kekambuhannya bisa dikontrol dengan pengobatan yang tepat, tergantung derajat keparahannya.

Tingkat keparahan psoriasis dapat diukur melalui luas permukaan tubuh (body surface area/BSA) atau indeks kualitas hidup dermatologi (dermatology life quality index/DLQI).

Telapak tangan menjadi indikator BSA sebesar 1%.

Dikatakan psoriasis ringan bila BSA <3% dan DLQI <5, sedang (BSA 3-10%, DLQI 6-10) serta berat (BSA >10%, DLQI >10).

Ketua Psoriasis Nusantara, dr. Danang Tri Wahyudi, SpKK mengatakan, ada tiga langkah pengobatan psoriasis sesuai tingkat keparahan, yakni obat oles (salep topikal), fototerapi dan sistemik (obat oral maupun injeksi).

Obat topikal menjadi pengobatan pertama untuk meringankan iritasi dan nyeri, serta dapat dimanfaatkan pada pasien psoriasis ringan hingga berat. Beberapa obat yang dianjurkan seperti Tazaroten (retinoid), Analog Vit. D (kalsipotriol), Emolien, Kortikosteroid dan Asam Salisilat (keratolitik).

Pada langkah kedua, pasien psoriasis tahap sedang dan berat membutuhkan tindakan fototerapi ketika resisten obat topikal. Fototerapi menggunakan alat yang memancarkan radiasi UVA maupun UVB. Beberapa alat yang tersebut antara lain Broadband UVB, Narrowband UVB, Psoralen+UVA dan Excimer 308 mm.

Menurut dr. Danang, efek samping penggunaan alat-alat ini seperti terbakar matahari, panas hingga kanker kulit (melanoma) bila menyinari tahi lalat. Hanya ada lima rumah sakit di Indonesia yang memiliki alat Broadband UVB dan Narrowband UVB, diantaranya RSCM, RSUD Tarakan dan RS Husada. “Sekitar 15-20 kali penyinaran bisa mengurangi psoriasis dengan kesembuhan sementara (remisi) cukup panjang,” katanya.

Tahap terakhir adalah pengobatan sistemik dengan obat oral maupun suntik. Misalnya obat suntik golongan agen biologi (Etanercept, Infliximab, Adalimubab, Ustekinumab) dan obat oral Metrotreksat, Siklosporin dan Retinoid (asitretin).

Dijelaskan, Metrotreksat pilihan obat paling murah dan hanya perlu dosis rendah karena cukup berbahaya serta perlu pengawasan dokter. Sedangkan obat Siklosporin paling banyak dikonsumsi untuk menekan sistem imun. “Retinoid obat paling bagus saat ini, tapi belum ada izin edar di Indonesia,” sambungnya.

Selain pengobatan tersebut, perlu diketahui, pasien psoriasis tidak memiliki perlindungan ekstra seperti kulit normal. Sehingga mereka perlu menjauhkan kebiasaan yang melemahkan pertahanan kulit seperti menggunakan sabun berbusa, sabun yang mengandung detergen, serta mandi dengan air panas.

Pasien pun sebaiknya menggunakan salep dan pelembab usai mandi serta rutin general checkup per tahun.