Waspada Kanker Nasofaring [nasopharynx]

Waspada Kanker Nasofaring

PinkKorset.com, Jakarta – Kanker nasofaring menempati peringkat keempat sebagai kanker terbanyak di Indonesia.

Kanker nasofaring atau karsinoma nasofaring (KNF) memang tidak sepopuler kanker lainnya. Namun, menurut Data Kementerian Kesehatan, KNF adalah jenis kanker terbanyak yang diderita, setelah kanker leher rahim, kanker payudara dan kanker paru.

Bahkan data RS Kanker Dharmais (1995 – 2014) menunjukkan, KNF menduduki peringkat ketiga (1.741 pasien) setelah kanker cervical uterine dan kanker payudara.

KNF adalah keganasan yang muncul pada area atas tenggorok dan belakang hidung. Kanker ini menyerang pasien usia produktif (25 – 60 tahun). Laki-laki berisiko KNF dua kali lipat ketimbang perempuan.

Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher RS Kanker Dharmais, Dr. dr. Cita Herawati, SpTHT-KL mengatakan, dari 100 ribu penduduk Indonesia, empat hingga sembilan di antaranya memiliki KNF.

KNF banyak dijumpai di negara-negara Asia, khususnya Asia Timur dan Tenggara. Indonesia menempati peringkat ketiga, sementara Tiongkok menempati peringkat pertama. Angka tertinggi berada di wilayah tenggara Tiongkok yakni 40 – 50 kasus KNF per 100 ribu penduduk. Hal ini berbanding terbalik di Eropa dan Amerika Utara dengan angka kejadian kurang dari satu per 100 ribu penduduk.

“Ras Mongoloid berisiko tinggi terkena KNF karena memiliki gen HLA (Human Leukocyte Antigen) yang rentan pada penyakit ini,” katanya di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Dr. Cita, KNF dipicu beberapa faktor, antara lain Epstein-Barr Virus, bahan kimia termasuk asap (asap rokok, dupa, kemenyan dan kayu bakar), serbuk kimia (hasil peleburan besi), serbuk kayu, konsumsi alkohol, ikan asin, terasi sayuran yang diawetkan, makanan fermentasi (oncom), daging merah dan makanan mengandung nitrosamine ataupun precursor nitro.

“Bukan hanya asap rokok dan polusi kendaraan. Di daerah KNF justru lebih banyak disebabkan paparan asap kayu bakar di dapur dan obat nyamuk bakar,” pungkasnya.