‘Jangan Ikut-ikutan Menangis’ [weziwezi]

‘Jangan Ikut-ikutan Menangis’

PinkKorset.com, Jakarta – Saat menghadapi orang yang memiliki gangguan jiwa, sebaiknya lakukan empati, bukan simpati. 

Masalah kesehatan jiwa berpotensi menimbulkan berbagai dampak negatif seperti kriminalitas tinggi, penyalahgunaan narkotika, alkohol, konsumsi rokok berlebihan dan tindak kekerasan. Namun, untuk mencegah derajat keparahannya, gangguan jiwa memiliki upaya pengobatan dini.

“Ini menjadi lingkaran setan bila tidak lakukan intervensi sejak awal,” ucap Ketua Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) dr. Eka Viora, SpKJ di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut dr. Eka, memutus rantai masalah gangguan jiwa diperlukan tindakan awal melalui Psychological First Aid (PFA).

Metode ini merupakan upaya memberikan dukungan emosional dan membantu orang dari berbagai latar belakang (usia, budaya, etnik, sosial ekonomi) segera setelah terjadi bencana maupun situasi krisis. “Perawatan dasar ini bersifat praktis dan non-instruktif,” katanya.

Dalam mengaplikasi PFA, Anda tidak diperkenankan melakukan beberapa hal kepada pasien. Seperti menginterupsi mereka saat menyampaikan emosi, mengasihani, menghakimi, menyebarkan rumor hingga memberi label gangguan jiwa.

Hal yang sering ditemui saat menyambangi orang berkabung adalah mereka dinasihati bahwa ini takdir Tuhan semata dan sebaiknya tidak memikirkan masalahnya (anggap sepele). Bahkan ada yang menginterupsi emosi mereka dengan menyuruh diam (berhenti menangis) dengan alasan malu dilihat orang. “Ini tidak berikan reaksi positif,” paparnya.

Menghadapi situasi seperti ini, Anda sebaiknya membiarkan mereka berbicara, menangis, bercerita hingga berteriak. “Kemudian berikan empati mendalam, bukan simpati atau ikut-ikutan menangis,”pungkasnya.